POLA PEMELIHARAAN AYAM BURAS

Ternak Ayam ~ Beternak merupakan kegiatan bisnis yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu harus dipersiapkan dengan baik. Namun, beternak ayam buras hanya dipelihara sebagai ternak tabungan atau hanya sebagai hewan kesayangan di rumah. Walau jumlah ayam yang dimiliki telah berkembang banyak, jarang sekali pemilik memotongnya untuk dimakan sendiri. Ayam baru ditangkap untuk dipotong atau dijual bila dibutuhkan saja. Contohnya, untuk acara slametan (upacara mengirim doa ke arwah) perlu ayam muda untuk dipanggung.


Ada beberapa pola pemeliharaan ayam buras. Dulu, banyak orang yang memelihara ayam secara ekstensif alamiah. Pola seperti ini hampir tidak memperhatikan aspek teknis peternakan dan perhitungan usaha. Cara pemeliharaan seperti ini menghasilkan ayam berpopulasi rendah karena sebagian besar ayam mati sebelum dewasa. Penyebabnya lingkungan kurang mendukung pertumbuhan sehingga ayam mudah sakit, lalu mati. Pola ini perlu diperbaiki agar produktivitas dan  secara perhitungan ekonomi lebih baik.

Usaha perbaikan budidaya ayam buras dapat dilakukan melalui program intensifikasi ayam buras (Intab) yang paket teknologinya bertumbu pada sapta usaha. Unsur-unsur sapta usaha di bidang peternakan ayam buras meliputi :
  • Pemilihan bibit yang baik,
  • Pencegahan dan pemberantasan hama/penyakit,
  • Penyediaan kandang,
  • Pemberian pakan tambahan,
  • Pengelolaan produksi,
  • Penanganan pasca panen, dan
  • Pemasaran/manajemen usaha.
Dengan menerapkan program Intab, diharapkan peternak dapat meningkatkan produktivitas, potensi, dan sumber daya ternak menjadi lebih efisien. Sumber daya yang dimaksud adalah penggunaan lahan, tenaga kerja, air, bahan pakan, dan bahan penunjang lain secara rasional. Hubungan antara sumber daya yang digunakan dengan nilai produksi diperoleh berkait erat dengan nilai keuntungan yang bakal diperoleh peternak. Dalam hal ini prinsip ekonomi dan karakteristik biologis harus diperhitungkan dengan matang agar tingkat keuntungan dapat tercapai sesuai keinginan. Oleh karenanya, peternak harus mengenal betul karakteristik ternak ayam burasnya. Mengetahui secara pasti kemampuan produksi ayam buras sebenarnya, input yang diberikan, alternatif produksi yang dihasilkan, dan memprediksi untung rugi beternak ayam buras.

Pengelolaan ayam buras secara efektif dapat ditempuh dengan tiga tahap produksi, yaitu menghasilkan telur tetas, DOC (bibit ayam umur sehari), dan pembesaran ayam siap konsumsi. Masing-masing tahap itu dapat dikelola sebagai usaha tersendiri. Misalnya penghasil telur tetas saja. Pilihan lain peternak bisa memilih menghasilkan DOC atau sebagai pembesar ayam siap potong. Bisa juga mengelola seluruh usaha peternakan ayam buras secara terpadu. Menurut program Intab ayam buras dapat dipelihara secara ekstensif sederhana, semi intensif, dan intensif. Program ini merupakan perbaikan dari pemeliharaan ayam buras secara ekstensif alamiah.

MEMELIHARA SECARA EKSTENSIF ALAMIAH

Pengelolaan secara ekstensif alamiah berarti ayam hidup diumbar di sekitar rumah, pekarangan atau kebun. Di tempat itu ayam mencari pakan sendiri. Kadang-kadang peternak memberikan pakan tambahan berupa sisa-sisa dapur. Pada malam hari ayam dikandangkan di dapur atau bertengger di pohon-pohon di sekitar rumah. Tindakan pencegahan dan pengobatan penyakit sama sekali tidak diberikan. Hal itu cukup beralasan karena setiap rumah rata-rata memiliki 2-10 ekor. Kecilnya populasi seperti itu menyebabkan produksi telur di bawah 60 butir pertahun. Wajar, induk ayam baru mulai bertelur pada umur 6-9 bulan. Lambatnya pertumbuhan itu karena laju pertambahan bobot ayam sangat rendah. Bobot ayam berumur 5 bulan rata-rata 625 gram/ekor.

Baca juga :
Dalam hal ini ayam dibiarkan membuat sarang, mengerami telur dan mengasuh anak sampai lepas sapih. Kalau diperhatikan sarang berbentuk kerucut itu dibuat agar daya tetas telur tinggi. Hasilnya, induk bertelur 3 kali/tahun dengan jumlah rata-rata 13 butir per sekali bertelur. Namun, pemilik biasanya hanya menetaskan 10 butir, sisanya tidak dapat menetas karena busuk. Menurut perhitungan, bila rata-rata induk bertelur 3 kali setahun, sekali bertelur 12 butir, maka dalam setahun menghasilkan 36 butir. Kalau tingkat kelulusan hidup anak ayam 5 ekor, maka diperoleh ayam baru 15 ekor/tahun. Penyebabnya, angka kematian anak ayam tinggi. Menurut data dan pengalaman kematian anak ayam sampai umur 1,5 bulan mencapai 50 %. Hal itu karena upaya pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit dari sang pemilik tidak ada. Kematian tinggi karena berbagai sebab, seperti serangan penyakit (contoh tetelo, ND, Coryza), dimangsa binatang buas, kedinginan, kecelakaan, atau terinjak induk. Jadi, anak yang selamat dan dapat tumbuh menjadi dewasa sangat sedikit. Ayam buras yang dipelihara secara ekstensif inilah yang sering disebut ayam kampung. Populasi ayam ini sangat banyak, mencapai 75 % populasi ayam buras nasional yang berjumlah 265 juta ekor pada tahun 2000. Mereka rata-rata yang memelihara ayam dengan pola ini tinggal di pedesaan.

MEMELIHARA SECARA EKSTENSIF SEDERHANA

Pola pemeliharaan ayam buras secara ekstensif dengan teknologi sederhana hampir mirip dengan cara pemeliharaan ayam buras secara ekstensif alamiah. Bedanya, cara ini perlu menyediakan kandang untuk istirahat sekaligus pelindung ayam ketika malam hari. Metode pemeliharaan ayam secara diumbar di areal/halaman yang dibatasi pagar bambu atau pagar hidup yang rapat. Di areal ini disediakan kandang untuk berteduh atau tidur pada malam hari, tempat berlindung saat cuaca panas atau hujan. Lokasi umbaran ayam biasanya berada di belakang atau samping rumah. Dengan cara pemeliharaan ayam ekstensif sederhana diperoleh banyak keuntungan antara lain sebagai berikut :
  • Pola ini sangat baik untuk memelihara ayam bibit penghasil telur.
  • Fertilitas dan daya tetas telur sangat baik.
  • Ayam memperoleh cukup ruang gerak dan sinar matahari.
  • Ayam dapat memperoleh pakan tambahan vitamin dari rumput-rumputan, protein hewani dari serangga kecil di tempat umbaran.
  • Hemat tenaga dalam pemeliharaan.
  • Keamanan ayam terjamin.
  • Kemungkinan tertular penyakit dari ayam dari peternak lain kecil.
  • Vaksinasi terhadap ND lebih efektif.
  • Kontrol parasit cacing dapat dilakukan efektif.
  • Angka kematian dapat dikurangi.
  • Dapat dilakukan seleksi dan pengafkiran ayam.
  • Tidak butuh modal besar.
  • Dapat melakukan siklus reproduksi, misalnya dengan melakukan pemisahan anak dan induk.
  • Dapat memanfaatkan pakan secara efisien.
  • Sebagai persiapan pengalaman usaha beternak ayam yang lebih besar dan intensif, kalau keadaan keuangan dan modal telah tersedia cukup.
Pertumbuhan dan perkembangan ayam sepenuhnya tergantung pada keadaan lingkungan alam. Anak ayam dibiarkan tumbuh bersama induknya. Ketika induk baru menetaskan anaknya dipelihara dalam satu kurungan. Induk tersebut diberi makan selama 2 minggu sambil menunggu anak ayam berbulu lengkap, dan kondisi badannya kuat. Dengan cara pemeliharaan secara intensif sederhana ini resiko kematian anak ayam berkurang. Mereka dapat hidup dengan selamat sampai dewasa sekitar 80-90 %. Dalam setahun induk bertelur 3 kali. Dengan jumlah telur yang dierami 10 butir dan resiko kematian anak ayam kecil maka setiap induk menghasilkan 24-27 ekor/tahun. Telur yang dikonsumsi atau dijual 9 butir.

MEMELIHARA SECARA SEMI-INTENSIF

Pada dasarnya, pola memelihara semi-intensif sama dengan cara sederhana. Perbedaannya induk tidak mengasuh anak. Begitu anak ayam menetas langsung dipisah induknya. Anak ayam dipelihara atau dibesarkan di boks terbuat dari tripleks atau kayu berukuran 100 cm x 100 cm x 60 cm sampai berumur 6 minggu. Setelah itu anak ayam dilepas untuk mencari pakan sendiri di alam bebas. Pola ini menerapkan induk dikurung pada saat tertentu setelah pasca penetasan. Induk juga perlu dimandikan minimal 1 minggu sekali, terutama setelah menetaskan telurnya. Dengan cara ini induk cepat bertelur lagi sehingga induk dapat bertelur 6 kali/tahun. Itu berarti setiap induk dapat menghasilkan 48-54 ekor ayam/tahun dan 18 butir telur tetas apkir/tahun. Kandang ayam dewasa dilengkapi sarang tempat bertelur. Sekeliling kandang dipasangi pagar agar ayam aman dan nyaman. Vaksinasi sangat penting untuk mencegah penyakit ND. Agar produktivitas terjamin, muku pakan dan dosis diberikan dalam jumlah yang cukup. Hal penting yang perlu dilakukan selalu menjaga kebersihan kandang. Bila menginginkan ayam memproduksi telur tinggi sangat tergantung cara seleksi calon induk dan bibit.

Pada pemeliharaan semi-intensif, secara sadar pemilik telah melakukan pemilihan dan penggunaan bibit yang baik. Tata laksana pemeliharaan tetap menggunakan cara tradisional, tetapi telah mengalami banyak perbaikan. Yang jelas ayam sudah disediakan kandang, walau tidak selamanya ayam tinggal di tempat itu. Induk memang tetap diumbar sebelum menghasilkan telur. Namun, setelah bertelur ayam diberi kesempatan untuk mengerami telurnya sendiri. Setelah menetas, induk dibiarkan mengasuh anaknya di kandang sampai berumur 2 minggu. Selanjutnya, anak ayam dilepas dan hidup berkeliaran di alam bebas. Setelah menyapih anak, induk akan bertelur, mengeram, dan mengasuh anak lagi. Induk yang baru menetaskan telur bisa saja dipisahkan dari anaknya. Anak ayam dipelihara secara intensif di kandang pembesaran sampai berumur 1 bulan. Kemudian, diumbar agar mencari pakan sendiri. Dengan cara itu, induk bertelur lagi pada selang waktu 55 hari. Lain halnya kalau setelah anaknya dipisah lagi, induk akan segera bertelur lagi selang waktu 41 hari. Jadi, seekor induk akan bertelur 7-9 kali/tahun. Kalau induk bertelur 7 kali setahun dan sekali bertelur 12 butir maka diperoleh 84 butir/tahun. Kalau anak yang hidup 5 ekor, maka seekor induk menelurkan 35 anak ayam/tahun. Pengelolaan semi-intensif hanya dapat dilakukan oleh peternak dengan skala rumah tangga. Luas lahan yang dimiliki 400-500 m2 yang mampu menampung 200 ekor ayam, terdiri dari 180 ekor betina dan 20 ekor jantan.

MEMELIHARA SECARA INTENSIF

Pada pemeliharaan intensif, seluruh ayam buras dimasukkan ke kandang. Pemeliharaan anak ayam lebih intensif, begitu pula untuk ayam muda sampai dewasa. Sejak anakan sampai dewasa tidak diberi kesempatan berkeliaran di alam bebas. Ayam sejak menetas sampai menjadi ayam dewasa produktif terus-menerus terkurung di kandang. Jadi, selama diperlukan, ayam tidak diberi kesempatan untuk lepas bebas berkeliaran. Bahkan untuk tujuan menghasilkan telur konsumsi ayam produktif terpaksa dikandangkan di kandang baterai yang sempit. Nasibnya, persis seperti ayam ras petelur. Pemeliharaan anak ayam secara intensif ditujukan pada DOC yang baru menetas sampai ayam berumur 6 minggu. Anak ayam dibesarkan dalam boks terbuat dari triplek atau kayu berukuran 100 cm x 100 cm x 60 cm. Ayam dipelihara di kandang, tidak dibiarkan lepas di pekarangan atau kebun untuk mencari pakan sendiri. Ayam diberi pakan berupa campuran konsentrat dan dedak, atau jagung dengan perbandingan tertentu sesuai dengan kebutuhan nutrisi.

Cara pemeliharaan ini tentu saja butuh modal besar. Pemilik perlu mengatur waktu untuk memeliharanya. Misalnya waktu untuk memberi pakan dan minum. Kelebihannya, ayam dapat dipelihara dalam jumlah besar. Biaya produksi seperti pembelian pakan, obat-obatan, dan upah tenaga kerja cukup besar. Tanah untuk kandang dan pemeliharaan ayam harus tersedia. Oleh karenanya, untung rugi sangat tergantung pada pengelolaan pemilik dalam mengatur biaya produksi dan harga jual. Dalam pemeliharaan ini, induk dipaksa bertelur sebanyak-banyaknya tanpa diberi kewajiban untuk mengerami telurnya. Setiap telur yang dihasilkan dipungut dan dikumpulkan dalam rak telur. Begitu menunjukkan gejala mengeram, induk segera dimandikan. Dengan menghilangkan sifat mengeram, ayam buras bertelur 16 periode/tahun. Menurut pengalaman setiap periode menghasilkan 12 butir, maka selama setahun produksi per ekor ayam 192 butir. Kalau 80 % dari seluruh telur layak tetas, itu berarti diperoleh 154 butir. Jadi, seandainya daya tetas telur itu 80 % maka sebanyak 121 anak ayam baru bakal diperoleh selama setahun.

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS INDUK

Naluri induk mengeram tidak bisa disamakan dengan naluri mengasuh anak. Naluri mengeram pada ayam sangat tinggi sehingga susah dihilangkan. Walaupun faktor utama telah dihilangkan tetap saja naluri mengeram bertahan di dalam tubuhnya. Naluri mengeram timbul pada ayam buras ketika mengakhiri produksi telurnya. Hal itu terjadi karena meningkatnya hormon prolactine. Hormon itu tidak hilang sama sekali pada fase lain, tetapi kadarnya tidak menimbulkan naluri mengeram. Sebaiknya setiap ayam yang menunjukkan tanda-tanda mengeram segera dimandikan. Tujuannya untuk menurunkan kadar prolactine di dalam tubuhnya. Banyak anggapan induk yang mengeram merupakan kendala dalam pengembangan ayam buras. Alasannya, banyak waktu terbuang untuk mengerami telur. Namun pada sisi lain, induk yang mengeram memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut :
  • Sejak mengeram, ayam tidak banyak memerlukan pakan. Ayam makan hanya pada saat istirahat. Pakannya berupa sumber energi seperti jagung dan bekatul.
  • Setelah mengeram, induk kalau tidak dipisahkan dari anaknya akan cepat bertelur.
  • Saat mengeram, akan terjadi proses perbaikan saluran reproduksi. Produksi telur selanjutnya berjalan lancar, terhindar dari penyakit Salmonelosis yaitu penyakit saluran reproduksi.
  • Penetasan alami dapat mempertahankan kepercayaan konsumen terhadap keaslian ayam buras.
  • Naluri mengeram dapat mempertahankan daya tetas telur seperti sedia kala.
Sebetulnya, naluri mengeram bukan kendala. Naluri itu justru merupakan potensi harus dipertahankan karena dapat mempertahankan daya tetas telur secara alamiah. Perlakuan memandikan ayam dengan segera setelah menunjukkan tanda-tanda mengeram, bertujuan menurunkan kadar prolactine di dalam tubuh agar tidak mengeram. Menghilangkan naluri mengasuh anak lebih mudah pada ayam dibandingkan naluri mengeram. Setelah anak ayam menetas, biarkan sampai bulunya kering, kemudian segera diambil dari sarang. Anak ayam ditempatkan dalam boks yang suhu ruangannya sekitar 35 derajat celcius. Setelah semua anak diambil, giliran induk diangkat lalu dimandikan. Lepaskan ayam yang sudah mandi agar berkumpul dengan pejantan. Begitu dilepas, induk tidak akan mencari-cari anaknya, begitu pula sebaliknya.

Dalam pemeliharaan semi intensif ayam diberi kesempatan bermain sesuai dengan nalurinya pada areal berpagar. Alas kandang berupa tanah yang sudah dipadatkan dan ditaburi sekam. Volume dan mutu pakan serta air minum pun diberikan sesuai kebutuhan dan nutrisi. Kondisi kesehatan diperhatikan, ayam sehat divaksin dan yang sakit segera diobati. Naluri dan sifat mengeram induk ayam dihilangkan. Telur yang ada di sarang di ambil sehingga kalau induk ayam mau mengeram di sarang tidak jadi karena kosong. Tiga minggu kemudian induk ayam sudah memperlihatkan sifat-sifat birahi, lalu digabungkan dengan pejantan agar dikawini. Akhirnya, induk akan mulai bertelur kembali. Bobot dan produktivitas ayam buras dipengaruhi sistem pemeliharaan. Kalau ayam buras dipelihara secara intensif, sudah pasti bobotnya cepat besar sehingga mempengaruhi produksi daging maupun telur. Dengan pemeliharaan ekstensif, semi-intensif, dan intensif, produktivitas ayam buras sesuai hasil penelitian BPPT.

Sumber : Beternak Ayam Buras oleh B. Sarwono
loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang POLA PEMELIHARAAN AYAM BURAS Silahkan baca artikel Ternak Ayam Tentang | Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link POLA PEMELIHARAAN AYAM BURAS Sebagai sumbernya

0 Response to "POLA PEMELIHARAAN AYAM BURAS"

Post a Comment

Cara Beternak Lainnya